Mengapa Brexit Terjadi ?
Faktor pertama adalah karena masalah
kedaulatan Inggris atas negaranya yang kemudian merasa terganggu dengan
keberadaannya di dalam Uni Eropa karena di dalam Uni Eropa terdapat
parlemen, perdana menteri, hingga mata uang tersendiri. Uni Eropa juga
mewakili negara anggotanya dalam perjanjian internasional lainnya
sehingga para nasionalis Inggris merasa wewenang atas negaranya sendiri
sangat terbatas.
Faktor kedua adalah ekonomi. Penyatuan mata
uang Euro yang ternyata akhirnya membawa masalah ekonomi terutama untuk
Spanyol dan Yunani, karena krisis ekonomi tahun 2008.
Faktor
ketiga, yang merupakan masalah utama yang dihadapi UE saat ini adalah
masalah imigran. Masalah imigran ini dianggap akan menimbulkan masalah
baru, seperti penyediaan tempat tinggal, sanitasi, fasilitas kesehatan,
dan lainnya. Hal ini tentu membutuhkan lebih banyak uang untuk
memenuhinya. Negara-negara anggota Uni Eropa pun akhirnya harus turut
menyumbang pendanaannya. Masalahnya, pada saat ini perekonomian dunia
belum sepenuhnya pulih dari krisis 2008 silam, dan ini menimbulkan
ketidakpastian.
Faktor keempat adalah masalah kesempatan kerja ,
yang merupakan dampak dari masalah imigran. Saat ini di Inggris sudah
banyak lapangan kerja yang diisi oleh warga negara eropa diluar Inggris.
Faktor
kelima, adalah kemenangan partai Kemerdekaan (Independence Party) yang
giat menyuarakan agar Inggris menjadi lebih independen dengan keluar
dari Uni Eropa. Sementara itu, pengaruh PM Cameron terus semakin
melemah, sebagaimana terlihat ia kurang mampu membendung suara Brexit
tersebut.
Inggris Pasca Referendum Brexit
Dampak yang
ditimbulkan dari keluarnya Inggris telah menanti. Dampak terkini adalah
pelemahan perekonomian dunia. Melemahnya ekonomi dunia ini ditandai
dengan banyaknya bursa saham yang turun nilainya. Kepanikan ini melanda
bursa saham karena dunia bisnis akan diliputi ketidakpastian, terutama
yang berasal dari Amerika. Hal ini karena selama ini, Inggris merupakan
pintu gerbang Amerika menuju Uni Eropa, dan ketika Inggris tidak lagi
menjadi bagian dari Uni Eropa, pengusaha Amerika yang telah menanamkan
modalnya di Inggris menjadi memikirkan ulang untuk memindahkannya ke
negara Uni Eropa lain.
Ada kekhawatiran mengenai kemampuan
pengganti Cameron dalam menstabilkan kembali Inggris. Dapat dikatakan,
pengganti Cameron akan menjadi kunci apakah Inggris setelah keluar dari
Uni Eropa akan berhasil atau keadaan justru semakin memburuk.
Dampak
berikutnya, adalah wacana Skotlandia untuk kembali melakukan
referendum. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Skotlandia sempat
menggelar referendum untuk keluar dari Inggris, dan kini wacana itu
kembali menguat, karena Skotlandia menjadi pendukung utama agar Inggris
tetap berada di dalam Uni Eropa.
Eropa sampai saat ini tetap
menjadi kawasan yang amat berpengaruh di dunia. Tentu, apabila di masa
mendatang negara-negara Eropa ingin tetap memiliki pengaruh yang besar,
kebersatuan Eropa tak dapat diabaikan. Apalagi Eropa saat ini seperti
mendapat tekanan kembali seiring dengan kebangkitan Rusia di bawah
Vladimir Putin. Urgensi negara-negara Eropa masih dibutuhkan dalam
kondisi dunia saat ini, terutama dalam upaya mendamaikan Timur Tengah
dan pengendalian imigran serta pengungsi.
Author : Edward Tio / Edw / Pin BB 2BDCDD95
Butuh
signal untuk trading forex, trading emas, trading oil, trading index
hari ini? Analis Forex Simpro akan memberikan signal trading setiap hari
langsung ke ponsel Anda.
Hubungi Customer care :
HP/WA : 081380725502 / 087777567044 / 08561220976
0 comments:
Post a Comment