Analisa Forex Simpro

Analisa Forex Simpro
  • Latest News

    Powered by Blogger.
    Feb 29, 2016

    Cara Menggunakan Stochastic Oscillator Saat Trading Forex


    Beberapa waktu lalu kita telah membahas apa itu up-trend dan down-trend pada pergerakan forex (baca : Cara Memaksimalkan Chart di Metatrader Saat Trading Forex). Setelah mengetahui kedua hal tersebut, maka kita akan melanjutkan dengan menganalisa berapa lama trend tersebut akan bertahan dan kemanakah arah pergerakan trend selanjutnya. Apakah trend tersebut akan terus naik, atau sebaliknya, atau bahkan tidak mengalami pergerakan berarti, yang sering juga disebut dalam kondisi sideways.

    Pergerakan teknikal dipengaruhi oleh Supply dan Demand, sementara pergerakan teknikal banyak digerakan oleh berita fundamental. Pada saat permintaan naik dan penawaran tetap maka mata uang akan menguat, demikian juga sebaliknya.

    Sebagai contoh misalnya ketika harga dalam posisi uptrend, maka akan banyak trader mengikuti trend yang ada dengan mengambil posisi buy. Hal inilah yang mengakibatkan harga terus melambung.

    Namun, tidak selamanya harga akan terus melambung. Untuk hal ini, mayoritas trader tentunya sudah paham betul akan adanya titik dimana trend tersebut akan berakhir dan mencapai titik resistance tertentu. Disini kebanyakan trader akan berhenti melakukan aksi buy, dan berbalik arah dengan mengambil aksi sell, yaitu menjual mata uang yang mereka telah beli sebelumnya.

    Kalau sudah demikian maka kita akan melihat bahwa otomatis permintaan akan berkurang dan harga akan bergerak turun.

    Overbought dan Oversold
    Overbought dan Oversold disebut juga sebagai jenuh beli dan jenuh jual. Keadaan ini terjadi karena harga tidak dapat lagi melanjutkan trendnya karena sudah terlalu mahal atau terlalu murah. Dalam keadaan seperti ini harga yang telah mencapai titik Overbought atau Oversold diharapkan akan berbalik arah.

    Sama seperti hal nya ketika menentukan titik Support dan Resistance, untuk menghitung titik Overbought dan Oversold kita juga akan menggunakan indikator yang ada di metatrader.

    Indikator yang dapat digunakan untuk menentukan Overbought dan Oversold adalah Stochastic Oscilliator.

    Berikut cara menggunakan indikator Stochastic Oscillator :

    – Dari chart diatas, kita dapat melihat bahwa terdapat 2 arsiran pada Stochastic Oscillator. Bagian atas disebut area Overbought (jenuh beli) dan bagian bawah disebut area Oversold (jenuh jual).

    – Stochastic Oscillator memiliki dua garis putus-putus, defaultnya berwarna merah dan biru muda. Garis berwarna merah disebut garis %K dan garis berwarna biru disebut garis %D. Untuk warna nanti bisa diganti sesuai selera masing-masing trader.

    – Penggunaan Stochastic Oscillator biasanya efektif dipakai pada saat market dalam keadaan sideway. Stochastic Oscillator baik juga digunakan saat market sedang trending, dengan catatan bahwa signal harus searah dengan trend yang sedang berlangsung.

    Saat harga bergerak turun dan menyentuh area Oversold maka harga akan kembali bergerak naik karena sudah terlalu murah untuk dijual. Demikian juga saat harga bergerak naik menyentuh Overbought, maka harga akan bergerak turun karena harga sudah terlalu mahal.

    Dengan melihat trend menggunakan indikator Stochastic Oscillator, diharapkan kita dapat memprediksi kapan waktu sebuah trend akan berakhir dan berganti dengan trend yang baru sekaligus juga dapat digunakan untuk menentukan entry point.

    Tertarik ingin mempelajari Teknik Stochastic Oscillator langsung dari Analis Forex Simpro ?
    Silahkan ikuti training Forex yang kami adakan setiap minggu di Jakarta dan luar kota.

    Hubungi Team Forex Simpro :
    Pin BB : 2BDCDD95
    HP / WA : 081380725502 / 087777567044 / 08561220976

    Author : Lidia Wulan
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Cara Menggunakan Stochastic Oscillator Saat Trading Forex Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top