Tahun 2015 lalu, harga emas sungguh cukup memprihatinkan, dan itu membuat kekuatiran para investor. Bagaimana kondisi emas pada tahun 2016 ini ? Dan apa yang akan terjadi di tahun mendatang? Jika kita mendengarkan pendapat umum mengenai bagaimana pergerakan harga emas tahun 2016 nanti, mungkin kita akan semakin pesimis.
Apabila para investor meyakinkan hal ini bahwa investasi pada aset yang sedang undervalued, seharusnya investor tidak perlu memiliki kekhawatiran, karena logam mulia ini masih memiliki peluang untuk berusaha menaikan nilai jualnya di tahun mendatang. Apabila anda perhatikan faktor teknikal dan fundamental emas hari-hari ini, maka akan terlihat indikasi dimana emas sedang bersiap untuk naik di tahun 2016.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan emas adalah sebagai berikut :
1. Perubahan kurs
Jika kurs dolar AS melemah maka ini dapat mendorong kenaikan harga emas dunia. Ini disebabkan anjloknya nilai mata uang dollar membuat harga emas turun menjadi lebih murah sehingga menyebabkan adanya kenaikan permintaan emas.
Di Indonesia, pada awal tahun 2003, perbedaan pada kurs USD/IDR (dollar AS terhadap rupiah) dengan harga emas atau disebut LM bertambah melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah.
2. Situasi politik dunia
Pada akhir tahun 2002 dan awal tahun 2003 kenaikan harga emas terjadi sebagai dampak dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang dilakukan AS ini membuat pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga membuat permintaan emas naik tajam.
Dibandingkan investasi di pasar saham yang cenderung menurun, saat ini tingkat keuntungan yang didapat sekitar 5 persen per tahun, investasi emas dapat menghasilkan tingkat keuntungan sekitar 15 sampai 20 persen per tahun. Walaupun saat ini harga emas sedang terkoreksi, belum adanya titik terang penyelesaian antara AS dan Irak membuat harga emas berpotensi kembali menguat sampai masalah selesai.
3. Suplai dan permintaan
Suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Dimana, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan dipersalahkan atas terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.
4. Situasi ekonomi
Sekitar 80 persen dari total suplai emas diproduksi industri perhiasan, dimana dari sisi konsumsi permintaan yang besar. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibandingkan meningkatnya kondisi ekonomi.
Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat mengakibatkan inflasi tinggi. Emas biasa digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Manfaat ini sudah dirasakan investor sejak lama. Dengan emas, investor mendapat perlindungan sempurna terhadap merosotnya daya beli.
5. Suku bunga
Tingkat suku bunga naik, dilakukan usaha besar untuk menyimpan uang pada deposito daripada membeli emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik.
Harga lebih banyak dipengaruhi oleh harga emas dunia sehingga pengaruh nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sangat besar.
Dengan melihat semua aspek pengaruh pergerakan harga emas, terutama masih belum selesainya masalah AS dan Irak, harga emas masih berpotensi menguat kembali walaupun sudah ada koreksi.
Minggu ini sangat menarik untuk trading emas dan meraih profit.
Author : Jovita Sie
Pin BB : 2BDCDD95
HP / WA : 081380725502 / 087777567044 / 08561220976
Butuh signal untuk trading forex, trading emas, trading oil, trading index hari ini? Analis Forex Simpro akan memberikan signal trading setiap hari langsung ke ponsel Anda.
0 comments:
Post a Comment